Lia Zahiroh


Hj. Lia Zahiroh, perempuan kelahiran Dukun, Gresik tahun 1977, telah membuktikan diri sebagai sosok inspiratif melalui berbagai kontribusi di bidang pendidikan, keislaman, dan kegiatan sosial. Lulusan Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) yang kemudian menyelesaikan S2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dikenal sebagai pribadi yang rendah hati namun penuh semangat dalam berkarya untuk masyarakat.

Di masa mudanya, Ning Lia - sapaan akrabnya - mencatatkan sejarah sebagai Ketua Umum perempuan pertama Jam'iyyah Madarasah Al-Qur'an (JMQ) Keluarga Mahasiswa Jawa Timur di Jakarta (1998-1999). Ia juga aktif di Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kebayoran Lama dan Pengurus Cabang PMII Jakarta Selatan di Bidang Kaderisasi.

Dua pengalaman organisasi yang paling berkesan dalam perjalanannya. Pertama, saat ditugaskan Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu (JAMPPI) sebagai pengawas Pemilu 1999, momentum bersejarah reformasi politik Indonesia. Bersama Sahlul, ia berjaga dari subuh hingga malam di TPS Jl. Bungur, Kebayoran Lama untuk memastikan transisi demokrasi berjalan lancar. Kedua, saat menjadi motor penggerak Dialog dan Pentas Seni Antar Agama tahun 2000 di tengah maraknya konflik SARA. Bersama Ari Masyhuri (ketua panitia) dan Sahlul Fuad (sekretaris), ia rela naik bus kota dan jalan kaki di Rawamangun untuk memastikan kerja sama dengan Yayasan GANDI berjalan baik.

Di ranah keagamaan, sejak 2018 ia dipercaya sebagai Sekretaris Hidmat Muslimat NU sekaligus pengurus PP Muslimat NU, memperkuat peran perempuan dalam keislaman. Di bidang pendidikan, sebagai PNS sejak 2006 dan Kepala MTs sejak 2017, pemikirannya turut mewarnai pengembangan kurikulum inovatif di Al-Nahdlah Islamic Boarding School.

Mbak Lia - panggilan lainnya - dikenal sebagai pribadi yang hangat dan mudah bergaul. Kemampuannya berkomunikasi dengan berbagai kalangan menjadikannya figur yang disegani sekaligus dicintai. Bersama suami, ia menulis buku "Hukum dan Panduan Khitan Laki-Laki dan Perempuan" sebagai sumbangsih keilmuan. Sebagai ibu lima anak, ia membuktikan keseimbangan antara peran domestik dan kontribusi sosial.

Lia Zahiroh bukan sekadar nama, melainkan teladan nyata tentang bagaimana dedikasi dan keikhlasan mampu menciptakan perubahan berarti. Jejak langkahnya terus menginspirasi generasi demi generasi untuk berkontribusi bagi masyarakat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Popular Items

KH. Ali Murtadho